Rekom Indonesia, Aplikasi Marketplace UMKM Buatan Pemuda Madiun

Aplikasi Rekom Indonesia, Marketplace UMKM Madiun Buatan Pemuda Madiuna

 
Tampilan laman rekomindonesia.com
MADIUN – Pandemi Covid-19 yang sudah menyerang dunia khususnya Indonesia membuat banyak pedagang gulung tikar. Aturan pemerintah untuk melakukan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) ini juga salah satu alasan banyak para pedagang tidak diperbolehkan berjualan lagi di masa yang seperti ini. Beberapa pedagang ada yang memutuskan untuk berjualan dari rumah dan ada juga yang berhenti sementara. Namun tetap saja pemasukan tidak sebanyak dulu.

Melihat fenomena seperti ini, pemuda-pemuda Madiun yang melek teknologi menciptakan startup (perusahaan rintisan) di bidang marketplace. Startup ini mereka beri nama “Rekom Indonesia”. Marketplace ini menyediakan ruang yang luas bagi para pelaku UMKM di Kota Madiun dan Kabupaten Madiun. Mereka berharap dengan adanya startup ini produk UMKM di daerahnya dapat naik kelas dan mampu menciptakan pasar seluas-seluasnya melalui dunia digital.

Founder Rekom Indonesia, Fauzi Ghozali, menceritakan bahwa asal mula berdirinya startup ini berawal dari obrolan ringan antara dia dan temannya yaitu Dejan Putra Arya, Ariesagga Ardhya Vinantha, dan Yunus. Keresahan mereka muncul ketika melihat sebenarnya produk UMKM di Madiun ini sangat berpotensi dipasarkan secara luas. Tetapi, karena tidak memiliki akses pasar yang luas menyebabkan pemasaran produk mereka kurang maksimal. Apalagi adanya pandemi Covid-19 ini banyak UMKM yang gulung tikar karena kondisi ekonomi tidak menentu. Selain ingin membantu memasarkan produk, mereka juga ingin memperbaiki pengemasan produk para pelaku UMKM di Madiun.

rekomindonesia.com

Aplikasi Rekom Indonesia diluncurkan pertama kali pada tanggal 15 April 2020. Menurut Fauzi, UMKM yang bermitra di sini terdiri dari berbagai macam produk, mulai dari makanan, minuman, kerajinan tangan, fashion, oleh-oleh dan lain sebagainya. Untuk menjadi mitra Rekom Indonesia, pelaku UMKM harus memenuhi beberapa syarat diantaranya harus berdomisili di wilayah Kota atau Kabupaten Madiun, harus memproduksi barang sendiri, menyediakan produk setiap hari, dan menyediakan nomor handphone aktif yang tersambung pada aplikasi WhatsApp.

Startup ini dirintis dengan modal iuran dari Fauzi dan teman-temannya. Masing-masing dari mereka harus iuran sebesar Rp500.000 per bulan. Jika ditotal sampai saat ini iuran sudah mencapai Rp40 juta. Rekom Indonesia ini mengambil keuntungan Rp1000. Sedangkan untuk biaya drive yaitu flat, jauh dekat hanya Rp4000 per transaksi. Tercatat jumlah transaksi selama ini mencapai 1700 transaksi dengan beragam produk yang terjual. Omzet per bulan mencapai Rp7 juta. (sella/dhidan/madiunpedia)