Sejarah Madiun : Bukti Kerajaan Hindu – Budha, Ngurawan Sebagai Pusat Pemerintahan

 


Bukti sejarah dengan adanya benda peninggalan, petilasan dan prasasti yang dilakukan penelitian oleh ahli sejarah dan arkeolog menyebutkan adanya kerajaan di Kabupaten Madiun yang bernama Kerajaan Gelang – Gelang (Gagelang) memiliki pusat pemerintahan skala kecil dan Ngurawan sebagai pemerintahan (Ngurawan, Kec. Dolopo, Kab. Madiun). Melihat posisi kerajaan yang berlokasi di Madiun yang berdekatan dengan kerajaan Mataram kuno dan Medangkamulan pada abad ke-12 yang pada waktu itu kekuasaannya di pindahkan ke Jawa Timur (Bang Wetan) karena adanya bencana alam (diperkirakan adanya erupsi dan letusan Gunung Merapi)

Dari 15 kecamatan di kabupaten Madiun tersebar cagar budaya peninggalan pada masa Hindu – Budha mulai dari arca, yoni, umpak batu, prasasti dan struktur pemukiman masyarakat selain itu Madiun juga dekat dengan aliran sungai bengawan solo, kali catur, kali ngandong dan juga tidak jauh dengan alas ketonggo, Ngawi. Persebaran benda arkeologi didominasi wilayah Dolopo, Mejayan dan Saradan (Mejayan dan Saradan merupakan jalur utama pada masa Majapahit)

Saradan dan Mejayan memiliki banyak situs bersejarah dan terdapat fragmen candi salah satunya di desa Mangirejo terdapat situs Ki Ageng Mangir dan di Mejayan terdapat lokasi banyaknya benda bersejarah yaitu kelompok arca Mejayan sedangkan di wilayah Dolopo, Dagangan dan Geger ditemukan arca dan prasasti Mruwak, prasasti tersebut bertarikh 1108 Caka atau 1186 M ditulis menggunakan aksara jawa kuno dan prasasti tersebut dibuat di batu andesit pada prasasti Mruwak terdapat unsur penanggalan dan nama raja yang mengeluarkan prasasti yaitu Sri Jayaprabhu dan nama-nama pejabat kerajaan. Tidak jauh dari Mruwak juga ditemukan arca dan beberapa umpak batu sedangkan di dusun Watu, desa Kedondong, Kec. Kebonsari ditemukan koin kuno, arca, yoni dan batu persegi. Selain prasasti Mruwak juga ditemukan prasasti Klagenserut dan prasasti Bribik yang ditemukan di desa Bribik tetapi prasasti tersebut sudah rusak sehingga untuk membaca prasasti tersebut menjadi susah

Dari hasil peninjauan lebih jauh diyakini bahwa pusat kerajaan Gelang-Gelang (Gagelang) berada di dusun Ngurawan, Dolopo, Kab. Madiun dan ditemukan benda arkeologi (arca besar, arca hewan dan manusia, fragmen candi dan sumur kuno). Pemerintah Kabupaten Madiun bekerja sama dengan Balai Arkeologi Yogyakarta (BALAR) menyimpulkan bahwa benda peninggalan yang terletak di Ngurawan berasal dari abad ke-14 sampai 15 yang menjadi dasarnya adalah ditemukannya tahun 1320 Caka dalam umpak batu, yang pada abad ke-14 Majapahit dipimpin oleh Raja Hayam Wuruk dan Patih Gajah Mada. Pada situs Ngurawan juga ditemukan fragmen pemukiman dibuktikan dengan banyaknya temuan berupa tembikar dan benda wadah lainnya. Temuan yang terdapat di Ngurawan merupakan suatu pola pemukiman hal ini mengacu pada struktur bangunan batu bata yang membentuk suatu bangunan, para arkeolog menduga bahwa bangunan tersebut merupakan bangunan hidrolik yang dikelola untuk pengairan sebagai sumber penghidupan masyarakat sekitar.

Temuan arca Dewi Parvati dan yoni di sekitar masjid Ngurawan menjelaskan bahwa masyarakat pada masa itu menganut kepercayaan Hindu – Syiwa, di tempat lain juga ditemukan toponim yang menunjukkan adanya suatu kerajaan yaitu suatu kawasan yang masyarakat menyebutnya ‘kedaton’. Situs toponim lainnya menjadi kunci historis pada masa situs tersebut dibuat, menurut tim arkeologi Yogyakarta paling tidak ada tiga prasasti yang menyebut nama Ngurawan atau kata lain dari Ngurawan yaitu prasasti Mula-Malurung yang berangka 1177 Caka atau 1255 Masehi, prasasti Taji 823 Caka atau 901 Masehi dan prasasti Pucangan 963 Caka atau 1041 Masehi

Banyak perdebatan di kalangan ahli sejarah dan arkeolog tentang keberadaan kerajaan Gelang-Gelang (Gagelang) dari arkeolog Indonesia maupun arkeolog Belanda, Krom yang menulis buku tentang sejarah peradaban Hindu-Budha berpendapat bahwa Gelang-Gelang adalah sama dengan Daha atau Kediri namun pendapat dari Krom dibantah oleh Poerbatjaraka dengan melihat dan menimbang toponim-toponim yang ada serta mempertimbangkan cerita Panji yang menyebutkan Gelang-Gelang berada di sebelah barat Gunung Wilis sehingga kemungkinan besar terdapat di Pagotan yang memiliki arti ‘pertemuan dua ujung’ sedangkan dari Tim Arkeologi Yogyakarta beranggapan bahwa melihat dari aspek toponim yang ada letak kerajaan Gelang-Gelang berada di desa Gelang yang berbatasan dengan desa Glonggong dan Ngurawan, kecamatan Dolopo.

Eksistensi dari kerajaan Gelang-Gelang yang diperkirakan berada di wilayah selatan Madiun serta para pemimpinnya disebut dalam beberapa sumber yaitu : Nagarakertagama, Kidung Harsawijaya, Prasasti Mula – Malurung, dan Prasasti Kudadu, dijabarkan pula tokoh penting kerajaan antara lain Nararya Turukbali yang menjadi ratu kerajaan Gelang-Gelang dan suaminya Jayakatwang (Jayakatong, Aji Katong, Jayakatyeng dan dalam berita cina disebut Ha-ji-ka-teng).