Gagal Panen Cengkeh, Petani Desa Mendak Berinovasi Membuat Wisata Alam
Dokumentasi Pribadi |
Siapa
sangka tempat seindah ini dulunya hanyalah hamparan semak hutan dengan tumpukan
bongkahan batu balok-balok. Tidak ada tempat-tempat indah untuk berfoto ataupun
taman bunga warna-warni. Di tangan petani yang memiliki ide-ide cemerlang ini,
hamparan semak hutan ini menjadi tempat wisata yang cukup terkenal di Kabupaten
Madiun.
Sebelum
adanya tempat wisata ini, terjadi bencana virus yang memusnahkan kebun cengkeh
para petani yang menjadi pendapatan utama petani di sana. Para petani
mengandalkan pendapatannya dari bertani cengkeh, durian dan manggis. Setiap
tahunnya, omzet petani cengkeh di sana mencapai Rp7 miliar. Tak heran jika
rumah warga Desa Mendak banyak yang bagus karena sukses bertani cengkeh.
Namun
musibah ini membuat para petani memutar otak dan membangkitkan semangat untuk
menjalani hidup. Dengan melakukan diskusi bersama, muncullah ide untuk
mengembangkan wisata alam. Setidaknya ada tiga tempat wisata yang dikembangkan
yakni Air terjun Janggal, Bukit Gelar, dan Watu Rumpuk. Awalnya untuk
mengembangkan wisata Watu Rumpuk ini, warga setempat hanya memiliki modal awal
sebanyak Rp45 juta. Kemudian pemerintah memberikan dana sebesar Rp250 juta.
Total anggaran yang dikeluarkan untuk membangun wisata ini mencapai Rp350 juta. Selain itu warga yang terlibat dalam pengelolaan wisata Watu Rumpuk sebanyak 50 orang dan pengelola UMKM mencapai 42 orang. Sementara tenaga yang terlibat aktif di wisata ini sebanyak 160 orang yang semuanya adalah warga Desa Mendak. Setelah satu taun beroperasi, wisata Watu Rumpuk bisa memberikan pendapatan kas pemerintah desa sebulannya mencapai Rp8 juta. (sella/dhidan/madiunpedia)
Posting Komentar