Secercah Cahaya Cerah Dari Pelajar NU Kabupaten Madiun, Gelapnya Dikit!



27 Mei 2023 adalah hari baik untuk Nahdlatul Ulama Kabupaten Madiun, hari dimana masa depan NU nampak begitu cerah, terang benderang, dan siap menjemput abad ke-2 dengan full senyum. Pelantikan PC IPNU IPPNU Kabupaten Madiun masa khidmat 2023-2025 lancar terlaksana dengan sangat mengagumkan, mengharukan, dan membahagiakan. Banyak rangkaian acara yang menyenangkan, mulai dari seminar pendidikan hingga malam khidmat dengan sholawat.

Abdul Halim, Ketua PC IPNU Kab Madiun terlantik, menutup sambutannya dengan lantunan sholawat yang menentramkan hati. Beliau ini bukan hanya pemimpin yang lihai dalam orasi, tapi juga pimpinan yang mengedepankan semangat islam dalam lika-liku perjuangan. Jika bunda-bunda butuh mantu yang mendekati ideal: bisa ngaji, bisa organisasi, dan bisa segalanya. Maka Abdul Halim adalah kandidat unggulan yang layak diperebutkan, wong lanang berkelas lur!

Anggun Nila, Ketua PC IPPNU Kab Madiun terlantik, menyampaikan sambutan dengan penuh gagasan futuristik, semacam pidato yang menawarkan ide besar untuk kebangkitan pelajar NU Kabupaten Madiun. Dengan nada yang menggelora, Anggun nampak ingin menepis paradigma bahwa IPPNU hanya bisa ngaji, yasinan,dan sholawatan. Kader-kader IPPNU Kab Madiun nampak disiapkan untuk mengikis irelevansi perjuangan yang sudah lama jadi problematika organisasi keterpelajaran.

Momen pelantikan berlanjut dengan seminar yang membahas isu Indonesia emas, sebuah gagasan yang akhir-akhir ini menjadi seksi untuk dibicarakan, kondisi dimana Indonesia dilanda tsunami anak muda, banjir manusia dengan usia produktif, dan punya banyak peluang untuk makin bertumbuh sebagai sebuah bangsa. Seminar kali ini, melibatkan peneliti, pejabat lingkup pendidikan, dan Deputi Kemenpora RI sebagai pembicara, diikuti lebih dari 200 pelajar Kabupaten Madiun.

Hal ini menjadi nafas segar untuk Nahdlatul Ulama Kabupaten Madiun, semangat perjuangan nampak berkobar dengan sangat hangat, cahaya regenerasi nampak bersinar, NU dipastikan jauh dari isu krisis kader. Nafas baik ini seyogianya berlanjut hingga akhir periode, perjuangan baru saja dimulai, misi menyebarkan nilai humanisme aswaja masih sangat panjang, perlu sinergitas dan semangat juang yang tinggi untuk memberikan wadah  guna bertumbuhnya pelajar Madiun.

Rangkaian pelantikan PC IPNU IPPNU Madiun tahun ini ditutup dengan agenda Pelajar NU bersholawat, menghadirkan Gus Azmi dan Cak Fandy sebagai bintang tamu. Acara berlangsung dengan sangat meriah, ribuan jamaah berbondong-bondong memenuhi halaman Pondok Pesantren Al Falah Mlaten Geger, malam yang menyejukkan hati dan menentramkan jiwa. Rawr biasa!

___________________

Meski dianggap semenjana sebagai sebuah kota, Madiun tak pernah berhenti untuk menghadirkan berita kocak nan menghibur. Sepasang suami istri tertangkap selundupkan sabu ke dalam Lapas Pemuda Madiun, benda kristal berwarna putih dengan berat 14,98 gram ini diselundupkan dengan cara yang WHY, diselipkan ke dalam Al Quran, hal ini menuai banyak cangkeman dari mulut si paling benar (baca: netizen). Ada yang berlomba-lomba mengutuk, menganggap pelaku sedang menyerahkan diri, dan mengumpat dengan cacian adilhung seperti: goblok, anjing, mendo, dst, dst.

Ada juga nada cibiran yang lucu, mungkin sabu-sabu tersebut sengaja diselundupkan dengan Al Quran—agar napi yang ingin murojaah dan hafalan makin kuat melek, tidak ngantukan, dan setelah selesai masa tahanan nanti—jadi residivis yang paham agama. Tentu hal ini selaras dengan petuah islami bahwa ada banyak jalan menuju nur, ada banyak cara menuju kebaikan, dan salah satu jalannya adalah murojaah dengan bantuan barang haram.

Terlepas dari motif dan tujuan pelaku menyelundupkan narkoba ke dalam lapas, ada satu hal yang patutnya kita pikirkan, jawaban atas pertanyaan ini akan membantu pegawai lapas saat memeriksa barang titipan untuk tahanan. Jauh sebelum ini, percobaan menyelundupkan narkoba ke dalam lapas Madiun sudah banyak dilakukan, caranya juga diluar nayla, tidak terduga, dan merobek akal sehat.

Ada yang menyelundupkan narkoba dengan dimasukkan kedalam kepala ayam, sikat baju, makanan soto, dan segenap motif yang nggak masuk akal. Pertanyaan atau hal yang menarik untuk didiskusikan adalah—motif/cara apalagi yang akan dilakukan pelaku untuk memasukkan narkoba ke dalam lapas, jika puncak pedoman umat islam saja sudah dijadikan alat untuk penyelundupan, lantas cara apalagi yang harus dilakukan, jadi menarik untuk dipikirkan saat overthink di malam hari, haaa.