Sejarah Panjang dan Penuh Pengorbanan Dibalik Berdirinya Universitas PGRI Madiun!

foto: biayaharga.web.id

IKIP PGRI Madiun atau yang sekarang kita kenal dengan UNIPMA, punya sejarah masa lampau yang cukup pelik namun menarik. Berdirinya IKIP PGRI MADIUN adalah upaya transformatif agar perguruan tinggi di Madiun makin berkembang. Pada tahun 1960-an, IKIP Negeri Malang membuka cabang di Madiun yang dikenal dengan nama IKIP Negeri Malang Cabang Madiun. IKIP Negeri Malang Cabang Madiun ini berkembang cukup baik. Namun, 1968 ditutup karena suatu hal, banyak dosen yang memilih untuk kembali ke Malang dan sebagian memilih tinggal di Madiun.

Drs. Mudjiono dan Drs. R. Soekarman. Para dosen IKIP Negeri Malang yang yang memilih tetap di Madiun, mereka berduaberinisiatif untuk mendirikan perguruan tinggi di Madiun, upaya sosialisasi dan pendekatan-pendekatan kepada tokoh- tokoh masyarakat dan pejabat-pejabat pemerintah daerah mereka tempuh agar visi mendirikan kampus bisa terwujud. Agar lebih efektif, pada tahun 1969 para inisiator berhasil mendirikan YAPPERTIM (Yayasan Pembina Perguruan Tinggi Madiun). Setelah yayasan terbentuk, selanjutnya para inisiator mendirikan IKIP Daerah Madiun pada tahun 1969 dan dikendalikan secara kolektif.

Pendidikan Umum (PU), Bahasa Indonesia, dan Ilmu Pasti adalah 3 prodi pertama saat awal didirikan. Jumlah mahasiswa hanya 76. Perkuliahan dilaksanakan pada sore hari dan numpang gedung di sekolah-sekolah di Kota Madiun. IKIP Daerah Madiun belum mempunyai gedung, sehingga tempat perkuliahannya berpindah-pindah dari SMP Negeri 6 kemudian berpindah di SMA Negeri 3 yang sekarang dipakai oleh SMP Negeri 2, pernah juga di Gedung perpustakaan daerah yang sekarang menjadi Plaza Lawu.

YAPPERTIM berjuang untuk mendapat status sebagai simbol legalitas. Salah satu usahanya, yakni mengintegrasikan diri dengan IKIP Sarmidi Mangunsarkoro yang berpusat di Malang dan namanya berganti menjadi IKIP Sarmidi Mangunsarkoro (tahun 1974). Usaha ini belum membuahkan hasil status yang diharapkan dan selanjutnya IKIP Daerah Madiun menginduk ke IKIP Negeri Surabaya, terutama dalam pelaksanaan ujian negara. Pada tahun 1975 IKIP Sarmidi Mangunsarkoro di Madiun oleh YAPPERTIM diserahkan kepada Pengurus Daerah VIII PGRI Jawa Timur dan dibina oleh Yayasan Pembina Pendidikan Penguruan Tinggi Daerah VIII PGRI Jawa Timur. Nama IKIP Sarmidi Mangunsarkoro di Madiun mulai tanggal 5 Juni 1975 diubah dan diberi nama IKIP PGRI Jawa Timur di Madiun. Mulai tanggal 17 Mei 1976 IKIP PGRI Jawa Timur di Madiun mendapat Status Terdaftar.

Dengan status terdaftar, IKIP PGRI Jawa Timur di Madiun  semakin mendapat perhatian dan kepercayaan masyarakat Madiun dan sekitarnya. Ditunjukkan dari dibukanya jurusan baru dan animo masyarakat semakin meningkat. IKIP PGRI Jawa Timur di Madiun belum memiliki sumber daya yang lengkap. Pimpinan fakultas masih dirangkap oleh pimpinan pusat. Dalam kegiatannya dikoordinir oleh dekan koordinator yang setara dengan rektor untuk sekarang. Tenaga pengajarnya direkrut dari sebagian mantan dosen IKIP Negeri Malang Cabang Madiun dan kekurangannya mengambil dari guru-guru SMA yang berstatus PNS yang memiliki ijazah sarjana muda, sehingga banyak guru dari SMAN3 yang menjadi dosen di IKIP daerah di Madiun.

Keberadaan IKIP PGRI Jawa Timur di Madiun tidak dapat berlangsung lama, sebab pada tahun 1985 ada perubahan kebijakan dari pemerintah, bahwa setiap perguruan tinggi swasta harus memiliki yayasan sendiri-sendiri, sehingga daerah-daerah di Jawa timur seperti Nganjuk, Kediri, Blitar, Surabaya, Tuban, Jember, Banyuwangi, Situbondo banyak yang mendirikan yayasan sendiri termasuk IKIP daerah di Madiun menjadi YPLP PT yaitu Yayasan Pembina Lembaga Pendidikan Perguruan Tinggi. Singkat, IKIP PGRI Jawa Timur di Madiun berubah nama menjadi IKIP PGRI Madiun. Perkembangan IKIP PGRI Madiun dijelaskan dalam periodisasi kepemimpinan para rektor mulai dari Drs. J. Soetjarjo, M.Pd. (1985-1999) sampai Dr. Parji, M.Pd. (2006-sekarang).

Sumber : Tentang Universitas PGRI MADIUN (unipma.ac.id)